Tatanan Kesejahteraan Umum Menurut Sistem Ekonomi Indonesia


Nama Kelompok:         1. Nurul Huda            (63020170025)                           Kelas: D / ES
 2. Risha Ummami      (63020170052)
 3. Maya Juariah          (63020170099)

TATANAN KESEJAHTERAAN UMUM

A.DEFINISI KESEJAHTERAAN
Sejahtera , menurut KBBI,  merujuk pada situasi aman, sentosa dan  makmur. Aman berarti terbebas dari bahaya dan gangguan yang berarti terbebas dari rasa takut dan khawatir. Sentosa diartikan terbebas dari segala kesukaran dan bencana, sehingga hidup yang sentosa adalah hidup dalam suasana aman, damai, dan tidak ada kekcauan. Dan makmur adalah kehidupan yang serba kecukupan dan tidak kekurangan. Hidup dikatakan sejahtera apabila setidak tidaknya 3 syarat diatas terpenuhi. Sementara itu, bahagia menurut KBBI, bermakna kesenangan dan ketrentaman lahir dan batin. Itu artinya kesejahteraan menjadi syarat utama tercapainya kebahagiaan.
B. PENEGASAN KESEJAHTERAAN UMUM SEBAGAI TUJUAN
Tujuan utama dibentuknya Negara Indonesia,  secara tegas tertulis dalam pembukaan UUD 1945, yaitu :
“untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”
Sesuai dengan pembukaan UUD tersenbut, ada tiga tujuan pokok dari dibentuknya Negara Indonesia, yaitu :
1)   Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2)   Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
3)   Ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia dengan didasarkan pada kemerdekaan, perdamian abadi dan keadilan sosial.
C.POSISI KESEJAHTERAAN UMUM DAN KESEJAHTERAAN INDIVIDU
Dibentuknya Negara karena individu secara sendiri sendiri tidak mampu memenuhi segala kebutuhan dan kepentinan hidupnya. Misalnya seperti individu membutuhkan rasa aman atas jiwa dan asset ekonominya, tapi itu tidk mungkin bisa dipenuhi  sepenuhnya oleh dirinya sendiri karena sudah diluar kemampuannya. Dari sinilah kemudian warga berinisiatif  membuat kesepakatan untuk mengatasi persoalan aman yang dianggap sebagai persoalan bersama, yang kemudian melahirkan Negara. Jadi, ada pemisah antara  tugas Negara dan warganya. Tugas utama Negara adalah memberikan pelayanan kepada seluruh warganya, dsn menjamin terpenuhinya kesejahteraan umum. Lebih dari itu, kesejahteraan individu menjadi tanggung jawab masing masing individu.
D.UKURAN DAN BATASAN KESEJAHTERAAN UMUM
Tingkat kebutuhan  dibedakan ke dalam 3 tingakatan yaitu :
1)   Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan yang bisa menjamin manusia bisa hidup layak, batasan kebtuhan ini adalah  bisa berpakaian, makan, memiliki tempat tinggal secara permnen, serta terpenuhinya kebutuhan pendidikan dan kesehatan, dan juga meliputi kebutuhan spiritual dan eamanan atas jiwa dan hartanya
2)   Kebutuhan sekunder, pada tingkatan kedua ini pemenuhan kebutuhan bukan dimaksud  agar bisa  hidup secara layak saja, namun lebih dari itu yaitu agar manusia tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya dan juga melengkapi seluruh kebutuhannya sehingga hidup terasa menyenangkan, contohnya…….
3)   Kebutuhan tersier, pada tingkatan ini bukan persoala melengkapi kebutuhan, melainkan bagaimana menerangi dan mnghiasi kebutuhan sehingga mendapat kemewahan hidup. Contohnya……
Jadi, memenuhi kebutuhan primer adalah kewajiban, karena kebutuhan primer bersifat obyektif (artinya semua manusia membutuhkan) dan menjadi landasan tercapainya kebutuhan sekunder dan tersier. Kesenangan kemewahan adalah persoalan individu sehingga pencapiannya diserahkan kepada masing masing individu dan tidak dibebankan pemerintah. Jadi untuk merealisasikan kesejahteraan umum perlu kelengkapan hidup yang harus disediakan oleh negara ialah tesedianya kebutuhan primer bagi seluruh warga negara. Jadi terpenuhinya kebutuhan primer adalah hak semua warga Negara. Oleh sebab itu, bagi yang tidak bisa mendapatkan hak hidup dengan usahanya sendiri, maka pemenuhan kebutuhannya dialihkan kepada Negara. Jadi, kewajiban Negara adalah menjamin terpenuhinya kesejahteraan umum dan kewajiban tersebut sudah terpenuhi manakala semua orang sudah terjamin kebutuhan primernya.
E. TANGGUNG JAWAB KESEJAHTERAAN MENURUT PILAR PILAR KEHIDUPAN
Secara ontologis kualitas kehidupan individu sangat berpengaruh terhadap kualitas kehidupan sosial, hal tersebut juga berlaku didalam kehidupan bernegara maksudnya manusia memiliki peran penting dalam dalam sebuah negara. Selain itu manusia juga berperan didalam pilar kehidupan keluarga dan masyarakat oleh karena itu kesejahteraan tidak hanya menjadi kewajiban suatu negara, tetapi menjadi kewajiban semua pilar kehiduapan.
F.  UNSUR-UNSUR KESEJAHTERAAN
Ada beberapa unsur dalam memaknai kesejahteraan dalam sistem ekonomi Indonesia
1.      Unsur material kesejahteraan
Secara umum kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah sandang, pangan, papan. Disisi lain manusia juga memiliki kebutuhan sosial yang dapat dipenuhi melalui intraksi dan sosialisasi dengan manusia. Unsur material kesejahteraan dalam sistem ekonomi Indonesia bisa berubah menurut waktu dan tempat, akan tetapi fungsinya tidak berubah.
2.      Unsur nonmaterial kesejahteraan
Unsur ini diperlukan untuk mencapai kebahagiaan batin .unsur batin diantaranya spiritual, jiwa, akal, dan emosi atau perasaan
3.      Dimensi waktu dari kesejahteraan
Kesejahteraan tidak hanya persoalan jangka pendek akan tetapi juga persoalan jangka panjang. Dengan mengacu pada Pancasila, keberlangsungan kesejahteraan dalam sisten ekonomi Indonesia memiliki dua perspektif, yakni:
a)      Kesejahteraan hidup didunia yang berlanjut pada kemuliaan hidup diakhirat
b)      Kesejahteraan generasi sekarang dan generasi masa datang
G.    INSTRUMEN KESEJAHTERAAN: BEKERJA
Semua individu  memiliki kewajiban dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, kesejahteraan itu dimana semua kebutuhan tercukupi, dengan bekerjalah instrument utama dalam mewujudkan kesejahteraan.
1.      Fungsi kerja
a.       Mencukupi kebutuhan dan kehormatan hidup
b.      Mensejahterakan keluarga
c.       Kesejahteraan masyarakat
d.      Melestarikan kehidupan akam
2.      Kaidah bekerja
a.       Ketentuan upah
b.      Waktu kerja
c.       Bentuk kerja
d.      Keselamatan kerja
3.      Kewajiban menciptakan kesempatan kerja
Seperti halnya, menyediakan lapangan kerja adalah kewajiban bagi semua pilar kehidupan ekonomi.individu dan masyarakat, khususnya dunia usaha, masing-masing berkewajiban menciptakan lapangan kerja. Tetapi, kalua mereka tidak mampu menciptakan lapangan pekerjaan, maka tugas terakhir adalah negara.
H.    INSRTUMEN KESEJAHTERAAN: JAMINAN SOSIAL
Jaminan sosial diperuntukkan kepada nasib orang-orang yang tidak mampu bekerja seperti anak-anak, orang cacat, jompo,dll. Dalam sistem ekonomi Indonesia terdapat dua sistem jaminan sosial yaitu jaminan sosial yang dilaksanakan oleh masyarakat dan dilaksanakan oleh negara. Dua landasan filosofis jaminan sosial yaitu kewajiban timbal balik antara individu dan masyarakat, dan kewajiban negara.

I.     BEBERAPA KONSEP PENGUKURAN “KESEJAHTERAAN MASYARAKAT”
Berikut terdapat beberapa konsep pengukuran kesejahteraan yang digunakan oleh negara-negara maju di dunia hingga saat yakni:
1.  Human Development Index (HDI)
Inti dari konsep kesejahteraan ini adalah melakukan “social invesment” guna menghasilkan SDM yang berkualitas sebagai motor penggerak (Trigger) utama pembangunan berkelanjutan. Indeks ini berfungsi untuk mengukur perkembangan pembangunan manusia di suatu negara, dengan 4 (empat) indikator utama, yakni: (1) angka melek huruf; (2) angka partisipasi pendidikan; (3) angka harapan hidup; dan (4) PDB Per Kapita (daya beli). Jadi, IPM melihat konsep kesejahteraan secara parsial, yakni dari sudut pandang pendidikan, kesehatan, dan tingkat pengeluaran riil untuk memenuhi kebutuhan per individu (Osberg & Sharpe, 2003; Setiawan & Hakim, 2013).
2. Index Quality of Life.
Konsep pengukuran kesejahteraan ini mulai digunakan pada tahun 2005 dengan memfokuskan pada 9 variabel, yakni; (1) kesehatan; (2) kehidupan keluarga; (3) kehidupan masyarakat; (4) kesejahteraan materi; (5) keamanan dan stabilitas politik; (6) iklim dan geografi; (7) keamanan kerja; (8) kebebasan politik; dan (9) kesetaraan gender. Sumber data yang digunakan untuk pengukuran indeks ini beragam, mulai dari survei, sensus, dan laporan-laporan dari Biro Sensus Amerika Serikat atau data dari PBB(Veenhoven, 2004).
3.  Prosperity Index
Konsep kesejahteraan ini memiliki 8 indikator, yakni; (1) ekonomi; (2) kesehatan; (3) kewirausahaan; (4) keamanan dan keselamatan; (5) tata pemerintahan (good governance); (6) kebebasan individu; (7) pendidikan; dan (8) modal sosial (social capital). Dalam perhitungannya, kedepalan indikator tersebut dihubungkan dengan peningkatan income per kapita, selanjutnya pendapatan per kapita ini sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan (wellbeing).
4.  The Better Life Index.
Konsep pengukuran kesejahteraan ini banyak digunakan oleh negara-negara maju (OECD), dimana memiliki 11 indikator yakni; (1) perumahan; (2) pendapatan; (3) pekerjaan; (4) kemasyarakatan; (5) pendidikan; (6) lingkungan; (7) keterlibatan publik (civic engagement); (8) kesehatan; (9) kepuasan hidup (life satisfaction); (10) keamanan/keselamatan; dan (11) keseimbangan hidup (work-life balance).
5.  Index of Happiness (Indeks Kebahagiaan)
Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh aspek tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan yang meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan, dan 10) kondisi keamanan.
6. Indeks Kesejahteraan di Indonesia
Sementara di Indonesia, Indeks kesejahteraan menggunakan 18 variabel. Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia,sebagai lembaga pemerintah,Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, ditugaskan untuk mengadministrasi data dan informasi di Indonesia, mengintroduksi 18 indikator tentang kesejahteraan masyarakat meliputi sebagai berikut:
·         Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP);
·         Kepadatan Penduduk per km (KPP)
·         Angka Melek Huruf (AMH);
·         Rata-rata Lama Sekolah (RLS);
·         Angka Harapan Hidup (AHH);
·         Pengeluaran per Kapita (PPK);
·         PersentaseRata-rata Pengeluaran untuk Konsumsi Makanan (PKM);
·         Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Fasilitas Minum Sendiri (FMS);
·         Persentase Rumah Tangga dengan Jenis Lantai Bukan Tanah (LBT);
·         Persentase RumahTangga dengan Luas Lantai < 20 M2  (LLK);
·         Persentase Rumah Tangga dengan DindingTembok (RDT);
·         Persentase Rumah Tanggadengan Sumber Penerangan dari PLN (PLN);
·         Persentase Rumah Tangga dengan FasilitasBuang Air Besar Sendiri (BAB);
·         PersentasePenduduk Miskin (RTM);
·         Jumlah Pengangguran Terbuka (JPT);
·         Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan Sebulan yang Lalu (PKK);
·         Persentase PendudukMengalami Keluhan Kesehatan dan Kegiatannya Terganggu (PPB);
·         Jumlah Penduduk Bekerja (JPB)

Sedangkan menrut Sabina Alkire, yang membandingkan berbagai set dimensi pembangunan dari beberapa sarjana, beberapa diantaranya ialah deep Narayan dimana dalam laporannya “Voice of the poor” Hasilnya membuat daftar elemen-elemen makhluk hidup yang dapat dibagi dalam enam macroclass: Materi, Kebaikan Tubuh dan Sosial, Keamanan , Kebebasan pilihan dan tindakan dan kesejahteraan Psikologi . dan ada Manfred Max-Neef menganalisis hasil penelitian, ia mendefinisikan sembilan elemen: Substistens, perlindungan, kasih sayang, pemahaman, partecipation, rekreasi, kreasi, identitas, dan kebebasan . dan masih banyak lagi. Tapi disini Sabina Alkire menyatakan tidak relevan untuk membuat daftar set dimensi definitive .Menurut Capability Approach of Amarthya Sen, Alkire pikir penting untuk memahami bahwa kita tidak perlu membatasi dimensi pengembangan manusia. Jika kita melakukannya, mungkin kita harus ditutup dalam ruang yang terbatas dan kita harus mempertimbangkan hanya beberapa aspek dari situasi populasi.
Seperti yang diusulkan oleh Sabina Alkire, Jika kita ingin memiliki gagasan yang akurat tentang kondisi pembangunan dalam semua konteks yang berbeda, kita harus menggunakan suatu proses (dalam penciptaan set dimensi) yang harus dapat direvisi (karena kita tidak yakin akan statisisme kondisi masyarakat), kolaboratif (dan itu berarti bahwa itu tidak harus dibatasi ke sudut pandang tunggal), dan dipertahankan (secara empiris dan ilmiah ditunjukkan).

DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Munawir, Dwi Budi Santosa dan Ahmad Erani Yustika. 2014. Sistem Ekonomi Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Marzuki, Suyuti . 2017. Beberapa Konsep Pengukuran “Kesejahteraan Masyarakat”. https://suyutimarzukidotcom.wordpress.com/2017/05/09/beberapa-konsep-pengukuran-kesejahteraan-masyarakat-di-dunia/ .
Alkire, Sabina, Dimensions of Human Development (2002). World Development, Volume 30, Issue 2, February 2002, pp. 181–205 . Available at SSRN: 


Comments

Popular posts from this blog

PERAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PEMBERDAYAAN UMKM

LANGKAH – LANGKAH METODOLOGI DALAM ILMU PENGETAHUAN

EKONOMI MONETER TENTANG UANG

GIRO, TABUNGAN, DEPOSIT dalam Islam

MAKALAH EKONOMI MAKRO PENDAPATAN DAN PENGELUARAN

Standar Moneter

STANDAR MONETER

Ekonomi Islam : Perbedaan sudut pandang